Mengenal Dua Konsep Harga Dalam Berbisnis
Harga merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan bisnis. Karena untung dan rugi, akan ditentukan oleh harga yang diberikan pada produk dan jasa yang kita tawarkan.
Begitu juga sebaliknya, jika penjualan kecil, biasanya harga produk dan jasa yang ditawarkan cukup besar.
Maka dari itu, mari kita kenali konsep harga dalam setiap produk dan jasa yang kita tawarkan ke konsumen. Agar GOAL keuangan bisnis yang kita jalankan bisa tercapai.
Berikut adalah dua konsep harga dalam bisnis yang rarus kamu pahami
Ingat, konsep harga ini lebih menitik beratkan kepada jumlah produk dan jasa yang terjual. Karena, konsep ini menggunakan rumus “X Factor” atau “Faktor X” atau “Faktor Kali”.
Faktor X, yaitu sebuah faktor yang mengalikan jumlah penjualan dengan harga yang ditawarkan.
Konsep harga seperti ini, biasanya diterapkan oleh pelaku usaha bidang kuliner, seperti somay, dimsum, es, dan lain sebagainya.
Dalam sehari bisa menghabiskan 70 gelas, dengan jumlah pendapatan Rp 350 ribu. Dan untung bersih penjualan per hari, setelah dikeluarkan biaya sebesar Rp 150 ribu.
Sedangkan Andi memiliki 10 lapak Es Cincau yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta Selatan. Pendapatan setiap lapak, hampir sama yaitu 70 gelas.
Berarti, pendapatan Andi dalam sebulan, yaitu pendapatan bersih satu grobak dikali dengan 10 grobak dan dikali 30 hari.
Maka, itungan matematika-nya, yaitu: Rp 150 ribu x 10 grobak x 10 hari = Rp 45 juta. Jadi, dalam sebulan Andi mengantongi untung sebesar Rp 45 juta.
Memang benar, tidak menutup kemungkinan dari kalangan menengah ke atas juga mengkonsumsi jenis produk dan jasa dengan harga seperti ini. Hanya saja, target pasar yang pas ialah kelas menengah ke bawah.
Beberapa jenis produk dan jasa yang menggunakan konsep harga seperti ini, misalnya, penjual bakso, penjual soto, pijat refleksi, tukang bengkel, dan lain sebagainya.
Konsep penjualan seperti ini, hanya memasang target yang tak terlalu besar. Umpamanya, 3 penjualan dalam sebulan, 10 penjualan dalam sebulan, 4 penjualan dalam setahun.
Dan, konsep harga seperti ini, biasanya juga lebih menekankan kepada kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen.
Setiap klien yang datang, biasanya diberi harga jasa pelayanan keuangan sebesar Rp 15 juta. Berarti, dalam sebulan Sulaiman akan mengantongi pendapatan sebesar, Rp 15 juta x 5 orang klien = Rp 75 juta.
Adapun biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan, mulai dari biaya listrik, ATK, dua orang asistennya, dan sewa kantor sebesar Rp 20 juta.
Berarti, dalam sebulan Sulaiman dapat mengantongi keuntungan, yaitu: Rp 75 juta (pendapatan) – Rp 20 juta (beban biaya) = Rp 55 juta (keuntungan).
Namun, tidak menutup kemungkinan, kalangan menengah ke bawah juga mengkonsumsi jenis produk dan jasa dengan konsep harga seperti ini. Hanya saja, target pasar yang pas ialah menengah ke atas.
Beberapa konsep harga penjualan yang menerapkan konsep seperti ini, seperti mobil, rumah, jasa konsultasi keuangan, jasa penulisan biografi, dan lain sebagainya.
Jangan sampai, kita salah dalam memberikan jumlah harga, dan jumlah nominal target penjualan. Karena, kesalahan tersebut akan berpengaruh terhadap keberlanjutan bisnis yang kita jalankan.
Selamat memperaktikkan.
Biasanya, harga akan dikaitkan dengan jumlah penjualan (economies of scale/skala ekonomis). Artinya, jika penjualan produk dan jasa besar, biasanya harga yang diberikan akan kecil.
Begitu juga sebaliknya, jika penjualan kecil, biasanya harga produk dan jasa yang ditawarkan cukup besar.
Maka dari itu, mari kita kenali konsep harga dalam setiap produk dan jasa yang kita tawarkan ke konsumen. Agar GOAL keuangan bisnis yang kita jalankan bisa tercapai.
Berikut adalah dua konsep harga dalam bisnis yang rarus kamu pahami
Skala Penjualan Besar, Tapi Harga Murah
Konsep harga yang pertama ialah, penjualan besar tapi harga murah. Artinya, konsep harga ini lebih menitik beratkan kepada jumlah produk dan jasa yang terjual. Kemudian, si pedagang memberikan nominal harga yang kecil.Ingat, konsep harga ini lebih menitik beratkan kepada jumlah produk dan jasa yang terjual. Karena, konsep ini menggunakan rumus “X Factor” atau “Faktor X” atau “Faktor Kali”.
Faktor X, yaitu sebuah faktor yang mengalikan jumlah penjualan dengan harga yang ditawarkan.
Konsep harga seperti ini, biasanya diterapkan oleh pelaku usaha bidang kuliner, seperti somay, dimsum, es, dan lain sebagainya.
Contoh Penerapan
Andi seorang pengusaha Es Cincau di daerah Jakarta Selatan. Es Cincau yang ditawarkannya dibandrol Rp 5 ribu per gelas.Dalam sehari bisa menghabiskan 70 gelas, dengan jumlah pendapatan Rp 350 ribu. Dan untung bersih penjualan per hari, setelah dikeluarkan biaya sebesar Rp 150 ribu.
Sedangkan Andi memiliki 10 lapak Es Cincau yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta Selatan. Pendapatan setiap lapak, hampir sama yaitu 70 gelas.
Berarti, pendapatan Andi dalam sebulan, yaitu pendapatan bersih satu grobak dikali dengan 10 grobak dan dikali 30 hari.
Maka, itungan matematika-nya, yaitu: Rp 150 ribu x 10 grobak x 10 hari = Rp 45 juta. Jadi, dalam sebulan Andi mengantongi untung sebesar Rp 45 juta.
Target Pasar
Target pasar untuk jenis harga produk dan jasa yang pertama, yaitu pasar menengah ke bawah. Karena, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal. Dan siapa saja bisa menjangkaunya.Memang benar, tidak menutup kemungkinan dari kalangan menengah ke atas juga mengkonsumsi jenis produk dan jasa dengan harga seperti ini. Hanya saja, target pasar yang pas ialah kelas menengah ke bawah.
Beberapa jenis produk dan jasa yang menggunakan konsep harga seperti ini, misalnya, penjual bakso, penjual soto, pijat refleksi, tukang bengkel, dan lain sebagainya.
KEDUA: Skala Penjualan Kecil, Tapi Harga Mahal
Konsep harga yang kedua ialah, penjualan kecil tapi harga mahal. Artinya, konsep penjualan seperti ini, lebih menekankan kepada harga. Biasanya, skala nominal tak terlalu diperbesar.Konsep penjualan seperti ini, hanya memasang target yang tak terlalu besar. Umpamanya, 3 penjualan dalam sebulan, 10 penjualan dalam sebulan, 4 penjualan dalam setahun.
Dan, konsep harga seperti ini, biasanya juga lebih menekankan kepada kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen.
Contoh Penerapan
Sulaiman merupakan seorang konsultan keuangan. Dalam sebulan, dirinya memberikan target klien yang ditangani sebanyak 5 orang. Dan dirinya sudah berkomitmen, tidak akan menambah jumlah klien lebih dari 5 orang.Setiap klien yang datang, biasanya diberi harga jasa pelayanan keuangan sebesar Rp 15 juta. Berarti, dalam sebulan Sulaiman akan mengantongi pendapatan sebesar, Rp 15 juta x 5 orang klien = Rp 75 juta.
Adapun biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan, mulai dari biaya listrik, ATK, dua orang asistennya, dan sewa kantor sebesar Rp 20 juta.
Berarti, dalam sebulan Sulaiman dapat mengantongi keuntungan, yaitu: Rp 75 juta (pendapatan) – Rp 20 juta (beban biaya) = Rp 55 juta (keuntungan).
Targat Pasar
Target pasar untuk konsep harga jenis penjualan ini, yaitu menengah ke atas. Karena, harga yang ditawarkan memang cukup tinggi. Maka, target pasar yang pas ya menengah ke atas.Namun, tidak menutup kemungkinan, kalangan menengah ke bawah juga mengkonsumsi jenis produk dan jasa dengan konsep harga seperti ini. Hanya saja, target pasar yang pas ialah menengah ke atas.
Beberapa konsep harga penjualan yang menerapkan konsep seperti ini, seperti mobil, rumah, jasa konsultasi keuangan, jasa penulisan biografi, dan lain sebagainya.
Penutup
Dua konsep harga yang ada, merupakan konsep harga yang harus kita pahami dan kita terapkan dalam bisnis yang kita jalankan.Jangan sampai, kita salah dalam memberikan jumlah harga, dan jumlah nominal target penjualan. Karena, kesalahan tersebut akan berpengaruh terhadap keberlanjutan bisnis yang kita jalankan.
Selamat memperaktikkan.